Kamis, Juni 11, 2009

Kedaulatan NKRI...adalah harga mati



Sudah beberapa hari belakangan ini, media cetak maupun elektronik diberbagai daerah banyak menyoroti dan menyiarkan tentang kapal patroli tentara Malaysia yang sudah entah berapa kali melanggar perbatasan di wilayah Ambalat yang secara utuh masuk kedalam wilayah Indonesia.
Berikut ini dapat saya kutip beberapa tanggapan maupun reaksi yang muncul mengenai tingkah kapal perang tentara Malaysia.



Ketegangan di perairan Ambalat sudah memasuki minggu kedua. Tidak hanya terjadi saling “ejek” diantara kapal perang, namun AL – Malaysia tak segan-segan menangkap nelayan Indonesia. Ikannya disita, nelayan kita disiksa agar tak memasuki perairan Ambalat. Wakil presiden Jusuf kalla mengeluarkan tanggapannya, dia mengatakan, Indonesia akan bertindak tegas, bila perlu perang dengan negara jiran Malaysia bila terus terjadi gangguan, pelanggaran terhadap wilayah kedaulatan NKRI oleh kapal-kapal perang dan pesawat milik tentara Malaysia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke Jeju (Korsel) menegaskan kembali bahwa soal batas negara antara Indonesia – Malaysia diperairan pulau Ambalat sudah tidak bisa dikompromikan karena wilayah itu jelas milik Indonesia.

“ Bahwa apa yang diklaim Malaysia tidak bisa kita terima karena Indonesia yakin itu wilayah Indonesia. Sejengkal daratan ataupun wilayah laut kalau itu wilayah Indonesia harus kita pertahankan, tidak ada kompromi dan toleransi karena itu harga mati. Demikian penegasan presiden sebelum meninggalkan Jeju, Korsel. “ Jadi saya tegaskan sekali lagi kepada seluruh rakyat bahwa posisi kita jelas yang diklaim itu adalah wilayah Indonesia dan kita tidak bisa menerima, dan wilayah itu kita jaga. Kita lanjutkan negosiasi,” katanya.
Sementara itu hingga selasa, (2/6) pagi, situasi diwilayah perbatasan laut RI – Malaysia di Ambalat, masih hangat menyusul beberapa insiden pelanggaran wilayah RI oleh kapal-kapal AL-Malaysia.
Komandan KRI Untung Suropati Mayor Laut Salim ketika dikonfirmasi Antara di Jakarta mengatakan, situasi keamanan masih belum berubah, yakni siaga penuh. “Kami akan tetap mempertahankan dan meningkatkan kewaspadaan di Ambalat, katanya. Mayor Laut Salim mengatakan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal perang AL-Malaysia kerap terjadi bahkan ada sejumlah nelayan Indonesia ditangkap ditempat dan dirampas paksa hasil tangkapannya karena dianggap melanggar wilayah Malaysia di Ambalat. Padahal, lanjut dia, seharusnya didaerah yang masih dalam sengketa antara dua negara, tidak boleh ada manuver dari salah satu pihak. “Karenanya, kami akan tetap berupaya untuk menjaga Ambalat sebagai bagian dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ujar Salim. Awal pekan lalu , kapal perang TNI AL KRI Untung Suropati 872 berhasil mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia, KD Yu-3508 yang mencoba memasuki wilayah kedaulatan Republik Indonesia diperairan Blok Ambalat.
Sehari sebelumnya, KRI Hasanuddin-366 juga mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Maritime Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang juga mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat.. Berdasar data TNI AL, pelanggaran wilayah oleh unsur laut dan udara TLDM maupun Police Marine Malaysia diperairan Kalimantan Timur khususnya diperairan Ambalat dan sekitarnya, periode Januari sampai April 2009, tercatat 9 kali. Sedangkan berdasarkan catatan Komisi I DPR telah terjadi 11 kali pelanggaran oleh Malaysia selama Januari hingga medio 2009.
Pada 27 Mei 2009 empat nelayan Indonesia ditangkap dan dipukul serta dirampas hasil tangkapannya, oleh TLDM karena dianggap melanggar wilayah Malaysia. Padahal sesuai prosedur, nelayan seharusnya dibawa ke pos AL mereka jika terbukti melanggar wilayah mereka untuik diproses secara hukum. “Bukan ditangkap dilaut dan dirampas hasil tangkapannya,” kata salah seorang anggota TNI AL yang bertugas di Tarakan, Kalimantan Timur.
Terakhir harapan penulis, kiranya dalam setiap perundingan, pihak RI tetap tegas dan tidak akan surut, karena kedaulatan NKRI adalah harga MATI. Penulis juga yakin, setiap komponen dari anak bangsa negeri ini tentu berikrar teguh kepada satu hal yakni Kedaulatan NKRI adalah harga mati. Kita memang cinta damai, jika ada perselisihan tentu dicari solusi yang terbaik. Tapi jika menyangkut eksistensi dan kedaulatan, tidak ada kompromi dan toleransi.. Apa mungkin Malaysia lupa, pengalaman Indonesia selama 3,5 abad dalam perjuangan mengusir penjajah? Berapapun usia penjajahan, bara api semangat anak bangsa negeri ini tidak akan padam dalam menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hubbul Wathan Minal Iman……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar