Rabu, Mei 06, 2009

Fenomena Prabowo & Strategisnya Cawapres



Setelah dipilih oleh mayoritas DPP PDI Perjuangan sebagai Cawapresnya Megawati dalam pilpres 8 Juli mendatang, namun mantan Pangkostrad Letjen TNI purn Prabowo Subianto itu kini merapat ke DPP Partai Golkar . Besar kemungkinan Golkarpun akan memilih Prabowo sebagai Cawapresnya Jusuf Kalla sehingga Prabowo harus memilih.



Nama Prabowo Subianto, mantan Pangkostrad, belakangan ini memang sedang “ in ”, sebagian masyarakat menyukainya, bukan saja dia putra begawan ekonomi Prof. Soemitro Djojohadikusumo, tetapi kepribadian Prabowo lebih tegas, berani melawan arus. Sehingga wajar saja kalau parpol besarpun berusaha mengajaknya berkoalisi. Sosok Prabowo memang meyakinkan untuk dijual dalam pilpres mendatang. Fenomena Prabowo merupakan rival buat Susilo Bambang Yudhoyono(SBY). Jika SBY tidak hati-hati, apalagi sampai membuat kebijakan Blunder, bisa saja terjadi kejutan besar dalam pilpres mendatang.
Program dan kontrak politik Prabowo yang menyangkut ekonomi kerakyatan yang berbasis pertanian, kelautan, nelayan, dan berani melawan sistem ekonomi kapitalis cukup menjanjikan bagi masyarakat miskin. Setelah namanya dijagokan mayoritas DPP PDIP dalam Rakernasnya, Sabtu (25/4), sebagai cawapres mendampingi Megawati, sejumlah parpol lain juga mengusung nama Prabowo, termasuk PPP dan Golkar. Jadi meskipun Jusuf Kalla mengatakan, pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto kemarin belum membicarakan capres dan cawapres, namun ujung-ujungnya pastilah kesepakatan untuk melanjutkan pembicaraan yang kemungkinan mengarah kepada koalisi dua partai itu.
Sekarang terpulang kepada Prabowo apakah memilih PDIP atau Golkar. Dan itu berarti upaya koalisi Golkar dengan PDIP menjadi sirna. Perolehan suara Gerindra dalam pemilu legislatif 9 April lalu memang belum sebagaimana diharapkan Prabowo. Namun begitu, sejumlah parpol besar merasa tertarik untuk berkoalisi dengan Gerindra, pasti saja karena kharismatika Prabowo yang tampil menggebu-gebu dengan programnya yang lebih rinci dibandingkan parpol besar lainnya dalam kampanye dan iklan. Hemat kita, kalau saja suara partai Demokrat dengan SBY-nya tidak melonjak sampai dua kali lipat dibandingkan pemilu 2004, pastilah Gerindra yang tampil dipapan atas. Hal itu membuat Prabowo mulus menjadi capres. Namun, dengan suaranya yang relatif kecil, posisi capres nyaris musnah berganti cawapres. Dan kelihatannya Prabowo bakal menjadi cawapresnya Mega atau JK dalam pilpres mendatang, kecuali terjadi perubahan mendadak. Misalnya JK bersedia menjadi cawapresnya Mega, atau JK duet dengan Puan Maharani, putrinya Megawati.
Melihat perkembangan politik yang makin memanas saat ini, kemungkinan besar hanya tiga pasangan capres dan cawapres saja yang bakal maju. Ketiganya: SBY, Mega dan JK. Hanya saja untuk menentukan siapa wakil masing-masing kelihatan jauh lebih sulit. SBY misalnya, sudah 19 calon wakil yang mendaftar dengan posisi atas dengan nama Hidayat Nur Wahid. Namun bisa saja SBY tidak mengambil cawapres dari parpol bila dirasakan tidak bisa diajak bekerjasama. Sebab, antara capres dan cawapres haruslah saling isi-mengisi(kompak). Dari kriteria yang dibuat Demokrat/SBY hampir semuanya bisa masuk, namun soal kecocokan, tentu saja hanya SBY yang tahu. Secara umum tentunya cawapres itu memiliki kepribadian dan integritas tinggi dan kepribadian baik, memiliki kapasitas untuk membantu presiden serta mengkoordinasikan para menteri, memiliki loyalitas bukan saja kepada presiden secara pribadi tetapi juga kepada Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dan cawapres harus diterima oleh rakyat.
Justru itu, cawapres sangat strategis dan menjadi perhatian semua parpol. Karenanya harus selektif dan berkualitas, jangan sampai terjadi dagang sapi. Penulis juga pernah membaca komentar di internet mengenai Pribadi Prabowo dalam kampanye politiknya yang menggugah dan punya nilai ekonomi kerakyatan. Namun ada juga yang antipati terhadapnya mengingat pada saat dia menjabat sebagai Danjen Kopassus, dia diduga ikut terlibat dalam aksi diam-diam menculik aktivis yang menyuarakan anti pemerintah, yang pada saat itu masih diperintah oleh Alm. Mantan Presiden Soeharto yang notabene adalah mertuanya.
Namun semua itu hanyalah pendapat. Yang kita harapkan tentulah pemerintahan yang akan datang menjadi lebih baik dan berkualitas, memakmurkan kehidupan bangsa dan negara, punya martabat berhadapan dengan semua bangsa dan tidak sedikitpun mau didikte ataupun ditekan oleh pihak asing sebagaimana yang terjadi saat ini, dan beberapa pemerintahan yang telah berlalu. SEMOGA……..

2 komentar:

  1. pak lik, sedikit kritik tentang penulisan paragraf, itu kok nggak dienter 2 kali ya? bikin mumet bacanya, hehehehe...

    BalasHapus
  2. thank's Ndop atas kritiknya. Ndop...aku masih sulit nih bikin animasi kayak kamu, itu lho....yg mukamu kena tinju, yg pake adobe photoshop dan image ready, karena ada langkah2 yg aku blm paham. Kalo gak keberatan, balas ya Ndop.......thank's

    BalasHapus