Jumat, Maret 20, 2009

Aliran baru, makin panas dan makin nyeleneh

Suatu pagi(beberapa hari yang lalu) setelah selesai sholat subuh, saya hidupkan televisi dan terlihat berita yang menjelaskan bahwa ada aliran sesat baru yang bernama "Dunung Urip" yang dipimpin oleh Suliyani seorang warga Blitar, Jawa Timur. Aliran ini meminta setiap pengikutnya bersedeqah sebesar 4jt rupiah, sebagai tiket untuk masuk syurga. Wah...enak bener...syurganya Allah bisa dibeli dengan harga 4jt???


Aliran ini mengajarkan dan meminta pengikutnya bersedeqah 4jt rupiah kepada pemimpinnya dan para pengikutnya diberi iming-iming masuk syurga tanpa menjalankan syariat agama.Aliran sesat nampaknya tak habis-habisnya bermunculan di Indonesia. Sebelumnya kita dihebohkan dengan “aliran sex massal Satria Piningit Weteng Buwono” yang dipimpin oleh Agus Imam Solichin salah seorang warga di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. alam aliran tersebut diajarkan bahwa kita tidak wajib sholat. Selain pengajian, aliran Satria Piningit Weteng Buwono juga menggelar ritual ngesek bersama. Para pengikut dan pasangannya melakukan hubungan seksual dalam 1 kamar. Jemaah aliran Satrio Piningit Weteng Buwono mengaku pimpinan mereka Agus Imam Solihin sebagai tuhan. Sang pimpinan dapat membebaskan salat, puasa, dan zakat.
Tahun 2008 lalu Majelis Ulama Indonesia menyatakan telah mengeluarkan daftar sembilan aliran kepercayaan yang dianggap menyesatkan antara lain
1. Islam Jamaah
2. Ahmadiyah
3. Ikrar Sunah
4. Qur'an Suci
5. Sholat Dua Bahasa
6. Lia Eden
7. Dan masih banyak juga aliran yang bergerak di tingkat lokal.

Adapun Kriteria Aliran Sesat menurut MUI yaitu :
1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan
as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10.Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i
Namun demikian, ditambahkan pula bahwa penentuan ini tidak boleh dilakukan (apalagi ditindak) oleh sembarang orang, melainkan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Data, informasi, bukti, dan saksi tentang paham, pemikiran, dan aktivitas
kelompok atau aliran tersebut diteliti oleh Komisi Pengkajian.
2. Selanjutnya, Komisi Pengkajian memanggil pimpinan aliran atau kelompok dan saksi
ahli atas berbagai data, informasi, dan bukti yang didapat. Hasilnya kemudian
disampaikan kepada Dewan Pimpinan.
3. Bila dipandang perlu, Dewan Pimpinan dapat menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas
dan mengeluarkan fatwa.
Kalau kita melihat perbandingan di zaman khalifah Abu Bakar As-Shiddiq, di propinsi Yamamah ada juga Musailamah Al-Kadzdzab yang mengaku sebagai nabi bahkan didukung penuh oleh orang-orang di daerahnya. Musailamah kemudian dibunuh oleh Wahsyi pada pertempuran Yamamah.
Kenapa aliran sesat begitu mudah berkembang di negeri ini yang mayoritas muslim . setidaknya ada beberapa jawaban antara lain :
1. Karena mencari hidayah Allah dengan cara yang salah: bertapa dan merenung.
Islam tidak mengenal bertapa. Ibadah yang dianjurkan untuk mendekatkan diri
kepada Allah dapat melalui shaum, tahajjud dan dzikir. Justru ketika bertapa atau
merenung, syaitan akan lebih mudah masuk, sampai-sampai ada orang yang mengaku
menjadi nabi.
2. Karena ada orang yang dipuji secara berlebihan, dikultuskan, dianggap suci.
3. Ujung-ujungnya duit, atau hal porno.

Ada pula aliran sesat yang tujuannya mengumpulkan harta, salah satunya LDII.
Mereka punya baiat setelah syahadat, harus patuh kepada imam jauh di atas
kepatuhan terhadap orang tua dan kepada suami (bagi wanita). Bentuk kepatuhan
tersebut juga dapat berupa pengalihan nama surat-surat tanah menjadi milik imam
atau guru, sehingga si imam menjadi orang yang sangat kaya dengan kekayaan yang
berasal dari muridnya. Ada pula aliran di Jawa Barat yang cara ibadahnya ialah di
dalam kegelapan, cenderung kepada perdukunan. Setelah diteliti, ternyata mereka
beribadah tanpa busana, sungguh hal yang sangat jauh dari petunjuk Allah Swt,
naudzu billah min dzalik. Ujung-ujungnya tentu agar si imam dapat memilih wanita
sesuka nafsunya, sangat jauh dari ajaran Islam.
4. Penyebaran da’wah belum merata.
5. Pengaruh materi

Karena miskin harta dan miskin aqidah, maka dengan mudah orang akan menggadaikan
bahkan memperjual belikan aqidahnya. Hal ini pernah disinyalir oleh Rasulullah
dalam sabdanya:
“Menurut penuturan Abu Hurairah ra. Rasullulah pernah bersabda : segeralah kamu
melakukan amal saleh sebelum datang suatu masa dimana penuh dengan fitnah yang
membawa suasana menjadi gelap gulita laksana tengah malam yang pekat pada pagi
hari seseorang masih beriman, namun esok paginya dia sudah menjadi kafir, karena
menjual agamanya dengan sedikit kekayaan dunia”. (HR. Muslim) Apa yang disinyalir
nabi nampaknya telah menjadi kenyataan. Di antara mereka yang tampil menjadi
pemimpin yang sesat dan menyesatkan itu adalah untuk memperkaya diri dengan
membodohi pengikutnya. Ini dilakukan dengan memungut bayaran atau iuran yang
banyak dengan iming-iming penghapusan dosa atau menjanjikan surga.
6. Lemahnya kontrol pemerintah
Walaupun suatu aliran sudah di nyatakan sesat oleh MUI, dan ditolak oleh
masyarakat Islam karena meresahkan, namun setelah itu aliran-aliran sesat
tersebut tetap saja masih leluasa bergerak dan menyebarkan paham yang mereka
anut. Ini bisa terjadi karena lemahnya kontrol dan tidak tegasnya pemerintah. Di
zaman Abu Bakar r.a juga pernah muncul nabi palsu. Namun Abu Bakar cepat bergerak
memerangi sampai keakar-akarnya.Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk
mengantisipasi maraknya paham dan aliran sesat yang berkembang agar umat bisa
selamat antara lain :

a. Kembali kepada Alquran dan Sunnah
Agar kita bisa selamat dari tipu daya aliran sesat.Tidak ada jalan lain dengan
cara membentengi aqidah serta kembali kepada Alquran dan Sunnah, mempelajarinya
dengan serius dan bersungguh-sungguh. Juga menjadikannya pedoman dan panduan
dalam segenap aspek kehidupan kita sebagaimana ayat Allah:
“Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.(QS Al isra : 9)

b. Menyiapkan kader ulama
Kelangkaan ulama yang telah menyebabkan maraknya perkembangan aliran sesat dapat
diantisipasi dengan berusaha secara bersama menyiapkan kader ulama yang mendalami
dan menguasai ilmu keislaman. Di samping itu masyarakat juga harus berhati-hati
dalam memilih dan memilah pengajian yang akan diikuti. Harus di pastikan benar
ulama yang membimbing pengajian tersebut memiliki ilmu agama yang mendalam dan
memiliki kepribadian Islam serta taat beribadah dan memiliki akhlak yang mulia.
c. Meningkatkan pendidikan agama
Kepada pemerintah kita sangat berharap agar lebih menambah jumlah jam pendidikan
agama di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Ini
bertujuan agar anak-anak kita mendapatkan bekal pendidikan agama yang memadai
untuk diamalkan dan guna membentengi diri dari berbagai aliran sesat. Juga
tentunya orang tua sangat berperan dalam hal ini agar lebih serius dalam mendidik
anak.
d. Meningkatkan pembinaan aqidah
Untuk membentengi diri dari aliran sesat maka aqidah umat harus diperkuat. Aqidah
yang murni bersumber dari alquran dan hadis. Begitu pentingnya aqidah tidak
kurang selama 13 tahun di Mekah kesibukan utama Rasullullah adalah membina aqidah
umat, menanamkan bibit aqidah kedalam lubuk hati manusia sehingga benar kokoh.
e. Bersikap tegas
Ketegasan pemerintah menjadi salah satu kunci agar aliran sesat tidak lagi marak
berkembang di negeri ini. Karena jika pemerintah tidak tegas maka aliran sesat
akan semakin mengkhwatirkan perkembangannya. Bahkan tidak mustahil suatu waktu
akan muncul aliran sesat yang mengancam keutuhan NKRI (Negara kesatuan republik
Indonesia) yang kita cintai ini.
Pepatah mengatakan “Mati satu tumbuh seribu, patah tumbuh hilang berganti”.. Besok ini aliran apa lagi yang muncul ya??


Posted by Hamidah at 12:37 PM
Dikutip dari: Berbagi llmu dan Informasi(beginidan begitu.blogspot.com)

Selanjutnya...

Rabu, Maret 18, 2009

Berusahalah

Belajar.....atau menuntut ilmu adalah suatu proses penuntutan untuk menemukan suatu ilmu pengetahuan.
Belajar membutuhkan kesabaran, waktu bahkan biaya atau materi untuk mendukung keberhasilan dalam belajar. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadits :
"Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)(HR.Ibnu Majah)

Dengan begitu kita mengerti bahwa segala sesuatu itu perlu ilmu. Untuk mendapatkan ilmu itu tentu dengan belajar. Berbagai jenis ilmu pengetahuan terus berkembang, baik ilmu sosial, geologi, antariksa maupun agama. Kesemuanya itu tentu untuk kebaikan manusia. Tergantung kepada manusianya.....ke arah mana hendak dibawa kemajuan ilmu tersebut.
Ilmu agama sebagai suatu proteksi perjalanan kehidupan atas ilmu-ilmu yang lain, agar pemanfaatan ilmu-ilmu tersebut tidak keluar dari koridor agama.Kekayaan yang sebenarnya dalam hidup ini adalah ilmu, dan kemiskinan yang sebenarnya adalah kebodohan.
Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan

1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah
pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan
mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya
adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan
menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi
ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii')

2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari
Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah)
seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu
pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih
baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)

3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin
maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu)
ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah
hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR.
Ath-Thabrani)

5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk
membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk
perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk
penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan
untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu.
Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka ...
neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang
'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap
seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)

8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR.
Ad-Dailami)

9. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah
hingga puas. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah,
apa yang dimaksud taman-taman surga itu?" Nabi Saw
menjawab, "Majelis-majelis taklim." (HR. Ath-Thabrani)

10. Apabila muncul bid'ah-bid'ah di tengah-tengah
umatku wajib atas seorang 'alim menyebarkan ilmunya
(yang benar). Kalau dia tidak melakukannya maka
baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh
manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan
amalannya. (HR.Ar-Rabii')

11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu
dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat
dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu
Dawud)

12. Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya
keridhoan Allah maka dia akan ditakuti oleh segalanya,
dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia
akan takut dari segala sesuatu. (HR. Ad-Dailami)

13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah
pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)

14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga
perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang
zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR.
Asysyihaab)

15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al
Hakim)

16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak
mengerti maka dosanya adalah atas orang yang memberi
fatwa. (HR. Ahmad)

17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari
kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan
ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)

18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat
dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah
pencuri. (HR. Ad-Dailami)

19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu
membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus
sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)

20. Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati
(memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim
dan para pengemban Al Qur'an dan ahlinya, serta
penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)


Point 1 s/d 20 diambil dari group yahoo.mu'allaf Indonesia

Selanjutnya...